TIMES BANJAR, BANJAR – Wali Kota Banjar H. Sudarsono menekankan pentingnya upaya pencegahan kematian ibu untuk mewujudkan Kota Banjar yang sehat dan berdaya tahan.
"Kasus kematian ibu di Kota Banjar pada tahun 2025 sampai Agustus sudah 5 kasus, lebih tinggi dibandingkan tahun 2024 yang berjumlah 3 kasus dan sama dengan kasus tahun 2023," kata wali kota Banjar dalam acara Pengkajian Kasus Kematian Ibu (Audit Maternal Perinatal Sosial Respon/AMP-SR) di Aula Toserba Pajajaran Banjar, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, penyebab kematian ibu di Kota Banjar dari 5 kasus tersebut adalah 2 kasus karena perdarahan, 2 kasus karena jantung, dan 1 kasus pre-eklampsi berat, dengan waktu kejadian 4 di masa nifas dan 1 di masa persalinan.
"Angka kematian ibu masuk dalam indikator Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) nasional dan Kota Banjar serta indikator kinerja perangkat daerah," papar Sudarsono
Wali Kota mengajak semua pihak untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan kematian ibu, tidak hanya tanggung jawab sektor kesehatan tapi seluruh sektor.
"Kota Banjar telah mencapai Universal Health Coverage (UHC) non cut off dengan capaian 98,54%," tambahnya.
Wali Kota Banjar juga mengapresiasi kerja tenaga medis dan kesehatan di Kota Banjar dan berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan ibu hamil dan setelah melahirkan.
Dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan, Kota Banjar, H.Saifuddin,A.KS,M bahwa Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian di masa datang, demikian laporan Kepala Dinkes Kota Banjar selaku ketua penyelenggara.
"Tujuan AMP-SR untuk mengeliminir kematian ibu dan perinatal yang dapat dicegah melalui penerapan siklus AMP-SR dengan mengumpulkan dan menggunakan data/informasi dari setiap kematian ibu dan perinatal untuk menyusun intervensi," jabarnya.
Peserta pertemuan sebanyak 52 orang dari rumah sakit, puskesmas, tim kerja Dinkes, organisasi profesi dengan narasumber dokter spesialis obstetri ginekologi dari BLUD RSU Kota Banjar.
Kegiatan upaya penurunan kasus kematian ibu di Kota Banjar meliputi pemeriksaan kesehatan ibu hamil minimal 6 kali, penyediaan USG di puskesmas, suplementasi ibu hamil, pendampingan dokter spesialis, kelas ibu hamil, dan peningkatan kapasitas petugas dan kader kesehatan.
"Diharapkan setelah pengkajian kasus kematian ibu dapat mencegah dan menurunkan kasus kematian ibu di Kota Banjar," tutupnya. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |