TIMES BANJAR, BANJAR – Surat Edaran Gubernur nomor 51/PA.02/Disdik tentang penerapan jam malam bagi peserta didik untuk mewujudkan generasi Panca Waluya Jawa Barat Istimewa bakal diberlakukan di Kota Banjar.

Hal tersebut diutarakan Kepala Disdikbud Kota Banjar, H Kaswad yang menyampaikan bahwa surat edaran tersebut merujuk pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, untuk membentuk generasi berkarakter Panca Waluya di Jawa Barat yaitu generasi yang Cageur, Bageur, Bener, Pinter tur Singer.

"Demi mewujudkan itu perlu melakukan penerapan pembatasan kegiatan peserta didik di luar rumah pada malam hari yaitu mulai pukul 21.00 WIB s.d. 04.00 WIB," jelasnya kepada Times Indonesia, Selasa (27/5/2025).

Pelarangan dikecualikan bagi peserta didik yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah atau lembaga pendidikan resmi, atau peserta didik yang mengikuti kegiatan keagamaan dan sosial di ingkungan tempat tinggal atas sepengetahuan orang tua'/wali, peserta didik sedang berada di luar rumah bersama orang tua/wali, dan kondisi keadaan darurat atau bencana dan kondisi lainnya sepengetahuan orang tua/wali.

Peserta didik sebagaimana dimaksud dalam surat edaran tersebut adalah seseorang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah, dan satuan pendidikan khusus.

Kaswad mendukung penuh program yang dibesut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi karena, menurutnya, itu memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia pendidikan.

"Kami sudah mensosialisasikan ke semua kepala sekolah di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah agar disampaikan ke siswa dan orang tuanya," terangnya.

Dinas Pendidikan akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Satpol PP, TNI-Polri guna pengawasan dan kelancaran program yang diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan para siswa.

Diakui Kaswad, perilaku pelajar saat ini yang gemar beraktivitas pada jam malam sangat mempengaruhi kualitas pendidikan karena siswa cenderung lebih malas akibat kurangnya jam istirahat sehingga kualitas belajarnya menurun.

"Selain itu, anak-anak yang suka begadang lebih rentan terserang penyakit sehingga kami khawatir akan berdampak pada kesehatan serta kualitas generasi muda di masa mendatang," imbuhnya.

Lebih lanjut, diterangkan Kepala Disdik bahwa sistem pemberlakuan jam malam rencananya akan melibatkan Satgas yang sudah terbentuk dan sanksi tegas akan diberikan kepada siswa yang melanggar walau secara bertahap.

"Kami akan memberikan pendidikan karakter bagi pelajar-pelajar yang berkali-kali melanggar disiplin guna membina secara khusus para pelajar di Barak Militer," tuturnya.

Rencananya, secepatnya pihaknya akan mengirim sekitar 105 siswa SMP bermasalah yang telah didata untuk menjalani pendidikan karakter selama 8 hari di Kodim 0613 Ciamis.

"Kami prioritaskan pelajar yang tingkat kenakalannya sudah berat, seperti kecanduan miras, tawuran, melawan orangtua, bolos sekolah, dan kenakalan remaja lainnya. Kami berkoordinasi dengan masing-masing guru BK di sekolah guna pendataannya," rincinya.

Pengiriman siswa bermasalah ke barak militer, lanjut Kaswad, akan melalui persetujuan orangtua siswa.

"Waktu pendidikan karakter di Kodim 0613 bisa disesuaikan dengan perbaikan karakter para peserta didik. Apabila sudah menunjukan hal yang positif, pelajar hanya menjalani 8 hari pendidikan karakter tersebut dan sebaliknya waktunya akan diperpanjang apabila yang bersangkutan masih membutuhkan pembinaan khusus," kata Kaswad. (*)