TIMES BANJAR, BANJAR – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Anom Kota Banjar menghadapi krisis infrastruktur yang serius.

Sebanyak 21 kilometer pipa utama distribusi air di Kota Banjar telah lapuk dan memerlukan revitalisasi mendesak. Untuk mengatasi masalah tersebut, Perumdam membutuhkan anggaran sebesar Rp30 miliar.

Direktur Perumdam Tirta Anom Kota Banjar, E Fitrah Nurkamilah, menyatakan bahwa pipa utama yang menjadi tulang punggung penyaluran air ke sambungan rumah (SR) pelanggan sudah dalam keadaan memprihatinkan.

"Pipa utama penyalur air bersih ke sambungan rumah atau ke pelanggan kondisinya sudah lapuk dan sering terjadi kebocoran," ujarnya kepada sejumlah awak media, Jumat (21/11/2025) kemarin.

Kebocoran air yang terus-menerus tidak hanya menyebabkan pemborosan air, tetapi juga berdampak langsung pada menurunnya kualitas layanan kepada masyarakat. Tekanan air yang tidak stabil dan terggunanya suplai ke beberapa daerah menjadi keluhan yang sering dilayangkan pelanggan.

Untuk menangani masalah ini, lanjut Nurkamilah, Perumdam Tirta Anom telah menyusun rencana untuk mengajukan usulan penyertaan modal dari Pemerintah Kota Banjar.

"Penyertaan modal ini dibutuhkan bukan dalam bentuk anggaran tunai secara langsung, melainkan dukungan dalam bentuk pembangunan infrastruktur pipa," ujarnya.

Rencana pemulihan jaringan air ini diharapkan dapat berjalan dari tahun 2026 hingga 2028 dengan pendekatan bertahap. Perumdam juga telah menyiapkan skenario cadangan jika usulan anggaran tidak dapat dipenuhi sepenuhnya.

Revitalisasi pipa sepanjang 21 kilometer ini bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur biasa, melainkan investasi vital untuk menjamin hak dasar masyarakat atas air bersih, meningkatkan kualitas hidup, dan mendukung kesehatan lingkungan. (*)