TIMES BANJAR, BANJAR – Tiga altet berprestasi Kota Banjar memutuskan hengkang jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat ke-XV yang akan diselenggarakan pada tahun 2026.
Adapun ketiga atlet tersebut yaitu Indra Fauzi Wibawa, atlet cabang olahraga gateball yang pindah ke Cianjur, kemudian Akbar Abud Afdalah, atlet cabang olahraga balap motor yang kini memilih bergabung di Kabupaten Bogor dan Ari Febriansyah, atlet cabor Grasstrack yang memilih bergabung di Kota Bandung.
Kabid Olahraga pada Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Banjar, Dewi Kurniasih mengungkap bahwa ketiga atlet tersebut merupakan atlet berprestasi yang pernah menyumbangkan medali dan mengharumkan nama Kota Banjar di berbagai ajang perlombaan.
"Kami dari pihak Dispora sebetulnya sangat keberatan dengan pindahnya para atlet berprestasi tersebut. Tapi mau bagaimana lagi karena di sisi lain pemerintah kota Banjar juga tak dapat menahan jika mereka sudah memutuskan," ujar Dewi saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (18/7/2025).
Dewi mengakui keterbatasan anggaran saat ini menjadi salah satu kendala utama dalam memberikan pembinaan kepada para atlet berprestasi. "Jadi kami tidak mampu menahan keputusan mereka yang mungkin secara finansial lebih menguntungkan di Kota atau Kabupaten lain," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Motor Indonesia, Asep Saepulrohman mengungkap bahwa dua atlet di bawah naungan IMI, yakni Abud dan Ari dipastikan tidak ikut atau membela nama kota Banjar pada Babak Kualifikasi Porda Jabar 2025 dan Porda Jabar.
"Saat ini mereka sedang mengurusi proses rekomendasi mutasi Atlet dari Pengurus cabang IMI Kota Banjar dan Konida Kota Banjar," cetusnya.
Asep mengaku sangat kehilangan dua atlet berprestasi yang telah membesarkan cabang olaraga balap motor dan grasstrack Kota Banjar. "Abud pernah menorehkan preatasi pada cabor balap motor dengan meraih medali PON Sumut dan PORDA Jabar sementara Ari meraih medali pada cabor Grasstrack di Porda Jabar dan Raner-up PON Sumut," sebut Asep.
Alasan para atlet berprestasi hengkang dari Kota Banjar, lanjut Asep, karena tentunya mereka butuh pembinaan dimana anggaran untuk itu tidak disediakan oleh Koni akibat ketiadaan anggaran.
"Kami dari pengurus cabang,kan tugasnya membina dan membangun prestasi atlet. Tapi saat kami komunikasikan secara pribadi dengan Koni dan kepala daerah secara langsung ternyata tidak ada respon," keluhnya.
Sementara disisi lain, pihaknya dikejar target dimana sebentar lagi masuk deadline waktu babak kualifikasi Porprov pada September mendatang.
"Adapun pendaftaran, rotasi dan mutasi atlet, kita diberi waktu sampai akhir Juli. Tapi karena pihak Pemerintah melalui Dispora slow respon karena keterbatasan anggaran, ya bagaimana kita memberikan latihan dan pembinaan untuk persiapan," jabar Asep.
Untuk itu, pihaknya tak bisa berbuat apa-apa saat kedua atlet ini akhirnya mengajukan mutasi ke daerah lain.
"Rencana mutasi sudah diajukan dua bulan kebelakang. Saya sempat koordinasikan ke Ketua Koni dan kepala daerah, tapi mereka ga bisa berbuat apa-apa. Jadi, persepsi saya Banjar mungkin ga mau mendapatkan prestasi lagi," ujarnya.
Pihaknya sudah bersurat ke pengurus cabang daerah tujuan terkait mutasi kedua atletnya dan kini sudah diuruskan oleh Koni Kota Banjar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jelang Porda Jawa Barat ke-XV, Tiga Atlet Berprestasi Kota Banjar Hengkang ke Daerah Lain
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Faizal R Arief |