TIMES BANJAR, BANJAR – Usai banyak ditemukannya artefak bersejarah yang diduga merupakan peninggalan zaman purbakala di Objek Diduga Cagar Budaya (ODCG) Rajeug Wesi Desa Sinartanjung Kota Banjar, muncul desakan dibangunnya Museum oleh Budayawan.
Salah satunya adalah Ki Demang Wangsafyudin, Budayawan asal Desa Batulawang yang mendukung rencana tersebut dan menyatakan bahwa museum sangat penting untuk menjaga kelestarian benda-benda cagar budaya dan mengenalkan sejarah kepada generasi muda.
"Keberadaan museum merupakan sebuah keharusan untuk menjaga kelestarian benda-benda cagar budaya yang ada di Banjar," jelasnya kepada Times Indonesia, Selasa.(18/11/2025).
Menurutnya, keberadaan Museum sangat diperlukan untuk mengamankan peninggalan benda-benda bersejarah, baik yang sifatnya legenda dalam arti masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan yang sudah ditetapkan sebagai benda bersejarah.
"Museum memang perlu untuk mengenalkan sejarah yang ditemukan di Kota Banjar kepada generasi kita yang akan datang. Saya sendiri juga punya museum sendiri untuk menyimpan warisan budaya seperti keris dan berbagai barang pusaka di kediaman pribadi saya," katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Banjar, Tatang Heryanto, mendukung usulan yang muncul dari para penggiat budaya tersebut.
"Saya setuju dengan usulannya dan semoga nanti bisa kita tindaklanjuti mengingat selama ini kita juga selalu menitipkan benda-benda bersejarah di Museum Ciamis karena Kota Banjar sendiri belum ada," cetusnya.
Pria yang akrab di sapa Bah Tato ini menambahkan bahwa dengan adanya Museum, selain untuk mengamankan aset-aset bersejarah juga dapat menjadi destinasi wisata edukasi.
Kepala Desa Sinartanjung perlihatkan batu artefak temuan di desanya. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
Tatang mengatakan bahwa rencana pembangunan museum tersebut sudah sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Perda Kota Banjar Nomor 5 tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Jadi saya sangat mendukung adanya usulan tersebut dan akan kami upayakan agar ke depan Kota Banjar memiliki museum seperti daerah kabupaten/kota yang lain," katanya.
Usulan untuk Kota Banjar memiliki Museum berasal dari temuan pemerhati budaya Ndaru Kusumo yang menemukan banyaknya benda-benda diduga artefak peninggalan zaman purbakala yang tertanam di Rajeug Wesi atau dikenal Raja Gosi.
Batu artefak yang ditemukan antara lain alat-alat berburu seperti tumbak, kapak, pisau, batu asahan dan alat-alat pertanian yang berupa batu.
Belum lama ini, Kepala Desa Sinartanjung, Asep Hendra Sugiarto, bahkan telah mengamankan batu artefak yang ditemukan Ndaru Kusumo dibawah pohon Caringin di hamparan Rajeug Wesi.
"Batu artefak ini diduga merupakan patung berupa separuh wajah manusia yang diduga dipahat oleh manusia purba. Batu tersebut memiliki bentuk hidung dan mata," jelas Asep.
Dikatakan Asep, sebelumnya tim Ndaru Kusumo melakukan penggalian dengan alat seadanya. Hal tersebut dilakukan agar tidak merusak artefak yang berasal dari masa sebelum masehi tersebut.
"Nah, karena banyak benda yang harus kami amankan, maka kami lakukan secara bertahap mengingat medan menuju Rajeug Wesi cukup sulit karena berada di bantaran sungai Citanduy dan melewati rawa-rawa yang sulit dilalui saat musim hujan," terangnya.
Kini, setelah berhasil mengangkat batu artefak berupa wajah manusia tersebut, Asep mengamankannya di Kantor Desa sampai nanti dialihkan ke Pendopo bersama benda lainnya.
"Saat ini, batu artefak tersebut kami simpan ditempat yang teduh mengingat sebelumnya tertanam dibawah tanah jadi kita harus hati-hati menyimpannya karena khawatir merusak batu tersebut," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Disdikbud Kota Banjar Ingin Bangun Museum untuk Simpan Benda Bersejarah dan Wisata Edukasi
| Pewarta | : Sussie |
| Editor | : Faizal R Arief |