https://banjar.times.co.id/
Berita

Minim Bantuan Pemerintah, Ini Cara Keluarga Miskin di Kota Banjar Bertahan Hidup

Kamis, 19 September 2024 - 18:02
Minim Bantuan Pemerintah, Ini Cara Keluarga Miskin di Kota Banjar Bertahan Hidup Endi menangis karena tak dapat lagi nafkahi keluarganya sejak sakit stroke. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

TIMES BANJAR, BANJAR – Potret garis kemiskinan di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar kembali mencuat dengan kisah keluarga Endi Ruhimat, warga RT 4 RW 14 Lingkungan Tanjungsukur.

Pria berusia 59 tahun ini semasa sehatnya adalah sosok pejuang rupiah yang bekerja keras dengan berkeliling berjualan mainan anak demi menafkahi keluarganya.

Namun karena stroke yang menggerogoti tubuhnya, kini Endi hanya bisa terbaring tak berdaya karena untuk berjalanpun sudah tak bisa. 

Sang istri, Heni, mengisahkan bahwa sejak suaminya sakit, ia berperan sebagai tulang punggung keluarga menggantikan suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Saya berjualan bubur secara keliling dengan gerobak yang sudah rusak. Walau hasilnya tak seberapa tapi saya tetap berusaha untuk bisa mencari penghasilan secara halal demi kebutuhan hidup kami walau itu jauh dari kata cukup," jelasnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (19/9/2024).

Heni banting tulang demi bisa membiayai sekolah anak bungsunya agar dapat mengenyam penddikan secara layak.

"Kemarin anak saya bahkan sempat mogok sekolah karena sepatunya sudah jebol," ujarnya dengan raut wajah sedih.

Ibu empat anak ini mengaku berusaha keras agar anak-anaknya dapat sekolah seperti anak lainnya.

"Saya harus pinjam sana sini demi membiayai mereka. Bahkan, anak ketiga saya ijazahnya masih ditahan pihak sekolah karena kami belum bayar SPPnya," katanya.

Ditengah kesulitannya menggantikan peranan sang suami, Heni juga harus merawat Endi yang hingga kini tak lagi bisa berobat ke puskesmas karena keterbatasan mobilitasnya.

"Puskesmasnya memang gratis tapi kesulitan membawa suami saya berobat karena tidak bisa bergerak dan kondisinya tidak ada perubahan walau sudah diobati jadi suami saya bilangnya pasrah saja," urai Heni.

Dengan kesulitan yang dihadapi perempuan paruh baya ini, segala keterbatasan Heni luput dari bantuan pemerintah.

Keluarga ini baru kemarin mendapatkan bantuan kursi roda, sementara bantuan pemerintah lainnya tidak pernah diterimanya.

"Saya pernah dapat bantuan beras rastra tapi itu juga sudah lama berhenti. Saya pernah mengajukan PKH sejak masih menyekolahkan anak-anak tapi tidak pernah di acc," ujar Heni lirih.

Kendati demikian, Heni mengaku hanya bisa pasrah dan terus berupaya mencari nafkah atau sekedar pinjaman untuk bisa menutupi kebutuhan hidupnya. (*)

Pewarta : Susi Artiyanto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banjar just now

Welcome to TIMES Banjar

TIMES Banjar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.