TIMES BANJAR, BANJAR – Direktur Perusahaan Umum Daair (Perumdam) Tirta Anom Kota Banjar, E Fitrah Nurkamilah, memberikan tanggapan atas sorotan yang dilayangkan oleh Poros Sahabat Nusantara (Posnu) yang menyoroti tidak adanya kontribusi pendapatan dari PDAM terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebelumnya, Pembina Posnu Kota Banjar, Muhlison, menyatakan bahwa dalam situasi pemotongan anggaran transfer dari pusat, PDAM Tirta Anom seharusnya dapat menjadi salah satu penopang alternatif bagi keuangan daerah.
Menjawab hal tersebut, Nurkamilah menjelaskan bahwa terkait mekanisme penyetoran PAD, pihaknya masih menunggu kepastian regulasi dari Pemerintah Kota Banjar.
“Untuk langkah-langkah teknisnya, kami masih menunggu regulasi yang jelas dari Pemkot,” ujarnya pada Selasa (7/10/2025).
Ia menegaskan bahwa sejauh ini PDAM telah berusaha melakukan yang terbaik meski dengan peralatan yang terbatas. Upaya peningkatan terus dilakukan, baik dari sisi kesehatan internal perusahaan maupun kualitas pelayanan kepada para pelanggan.
“Setiap tahunnya, terjadi penambahan Sambungan Rumah (SR) yang cukup signifikan,” jelas Nurkamilah.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pihak manajemen telah mengajukan surat resmi kepada Pemerintah Kota Banjar untuk membahas teknis penyetoran deviden.
Nurkamilah memaparkan, setelah terbitnya Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal, pihaknya telah menyusun skema besaran kontribusi ke PAD yang didasarkan pada nilai penyertaan modal tersebut. Skema ini telah dimuat dalam dokumen rencana bisnis perusahaan.
“Apabila masih terdapat kekurangan dalam hal pelayanan, kami memohon maaf. Keadaan ini tidak lepas dari keterbatasan infrastruktur dan peralatan yang ada, serta kondisi jaringan pipa warisan dari tahun 1979 yang sudah sangat usang dan memerlukan revitalisasi mendesak, sehingga sering menimbulkan kebocoran,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Faizal R Arief |